Selasa, 27 Mei 2008

Tokoh Sosiologi Klasik

Auguste Comte

Mempunyai gagasan untuk mendirikan agama humanitas yakni sumber utama yang mendorong dalam kehidupannya dalah perasaan yang mengubah dari cinta diri dan egoisme menjadi altruisme dan cinta.

Pikirannya dikenal dengan hukum tiga tahap:

1. Tahap theologies : segala sesuatu dikaitkan dengan yang supernatural. Ada tiga tahap yakni :

  • Fetheism : segala hal yang terjadi bersumber dari supernatural dan semua benda mempunyai kekuatan jiwa.
  • Polytheism : percaya akan banyaknya dewa dan dipengaruhi oleh animeisme dan dinamisme.
  • Monotheism : gejala-gegala alam berpusat pada kekuatan tunggal yakni Yuhan Yanga Maha Esa.

2. Tahap Metaphisik : perantaa dari teologis ke positive.

3. Tahap positve/rasional : segala sesuatu dibuktikan dengan data empiris

Perkembangan pikiran Comte menuju Rasionalitas, dan adanya jiwa dan semangat yang merupakan kunci penggerak perilaku manusia.

Sumbangan pikiran Comte :

  • Ilmu pengetahuan social harus mendasarkan diri pada penelitian empirik
  • Perkembangan masyarakat tergantung pada perkembangan manusia.
  • Perilaku manusia itu dikuasai oleh hukum-hukum alam.

Perubahan social itu bersifat linier artinya dari tingkat awal menuju ke tingkat akir dan tidak kembali ke tingkat awal lagi.

H.M.Boodis

Proses kehidupan manusia melalui 5 tahap:

1. Hunting and Fishing (berburu dan menangkap ikan): Kehidupan selalu berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain sambil mengikuti gerak binatang serat mencari tempat yang memungkinkan diperoleh binatang buruan (jaman nomaden).

2. Pastoral (menetap): dalam perkembangan kehidupan sudah tidak menguntungkan karena hasil buruan hasil buruan semakin kurang dan jumlah anggota kelompok yang berusia lanjut banyak sehingga mendorong mereka untuk hidup menetap. Dalam kehidupan ini pembagian tugas tetap ada yakni yang pria tetap melakukan hunting and fissing dan wanita mengolah bahan makanan yang didapat kaum pria.

3. Agricultural (bercocok tanam): dalam tahap ini tidak terlepas dari kesulitan sebab kaum pria yang mencari bahan makanan tidak membawa hasil, sehingga kaum wanita kemudian mencoba mempertahankan bahan makanan yang mereka dapat dengan tidak sekali pakai habis tetapi diupayakan ditamung atau diawetkan. Binatang buruan diupayakan pelihara sedangkan tumbuhan-tumbuhan diawetkan dalam tanah yang kemuadian melahirkan kehidupan bercocok tanam.

4. Handricraft (kerajinan tangan): kehidupan bercocok tanam banyak menghadapi tantangan yakni serangan hama dan bencana alam, untuk mempertahankan hidup mereka ulai memanfaatkan jari-jari tangan untuk membuat alat pendukung pertanian yang berasal dari batu.

5. Industrial: dalam perkembangan selanjutnya masyarakat mulai menganal teknologi.

Aguste Comte dan Boodis menyatakan perubahan social itu bersifat linier artinya dari tingkat awal ke tingkat akir dan tidak akan kembali ke tingkat awal lagi.

Pitirim Sorolim

Memusatkan pemikirannya pada perkembangan budaya yang menekankan pada arti nilai, norma dan simbol sebagai kunci memahami kenyataan sosio budaya.

Tipe mentalitas budaya mengacu pada pandangan dunia nyata:

· Bahwa kenyataan akir seluruhnya terdiri dari dunia material yang kita alami dengan indra.

· Bhawa kenyataan akir bersifat transenden dan tidak dapat ditangkap dengan dengan indera atau mata.

· Bahwa kenyataan akir mencakup kedua aktrim itu.

Tipe kebudayaan:

1. Kebudayaan ideational: bahwa kenyataan akir bersifat transenden dan tidak dapat ditangkap dengan mata. Kebudataan ini terdiri atas:

· Kebudayaan ideational asketik: sikap yang mengurangi sebnayak mungkin kebutuhan manusia agar mudah terserap ke dunia transenden.

· Kebudayaan ideational aktif : bahwa selain mengurangi juga mengubah dunia material supaya selaras dengan transenden.

2. Kebudayaan Indrawi : bahwa dunia material yang kita alami dengan indera merupakan satu-satunya yang ada dan menyangkal dunia transeden. Terdiri atas:

· Kebudayaan ideational aktif : untuk pemenuhan kebutuhan material manusia dengan mengubah dunia fisik sedemikian sehingga menghasilkan kepuasan dan kesenangan manusia (teknologi).

· Kebudayaan ideational pasif: hasrat untuk mengejar kesenangan dan kenikmatan setinggi tingginya tanpa suatu tujuan apapun.

· Kebudayaan iseational sinis : hampir sama dengan kebudayaan ideational pasif tapi lebih bersifat munafik untuk membenarkan pencapaian tujuan materialistic.

3. Kebudayaan Campuran: Penegasan dasar berpikir mentalitas ideational

· Kebudayaan idealiatik : campuran dari mentalitas ideational dan inderawi sedemikian sehingga saling berhubungan.

· Kebudayaan ideational tiruan: tipe ini didominasi oleh indrawi tetapi unsure ideational hidup secara berdampingan sebagai suatu perspektif yang saling berlawanan.

Max Weber

Pendekatan agama mempengaruhi perilaku seseorang, kerja adalah suatu panggilan, kerja tidak saja pemenuhan kebutuhan tetapi merupakan tugas yang suci yang menjamin dalam dirinya akan keselamatan. Semangat kapitalisme bermula dari pada cinta ketekunan, hemat, perhitungan, rasional dan sanggup menahan diri, sekses hidup yang dihasilkan dari kerja keras bias dianggap sebagai pembenaran bahwa sipemeluk adalah orang yang terpilih.

Ia membagi tipe tindakan sosial:

1. Rasionalitas :

· Rasionalitas instrumental, merupakan tindakan tingkat tinggi dalam menentukan tujuan dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya.

· Rasionalitas yang berorientasi nilai : alat-alat merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar sedangkan tujuan sudah ada dalam hubungan dengan nilai akir bagaimana individu mempertinbangkan alat untuk mencapau nilai-nilai itu

2. Non Rasional :

· Tindakan tradisional, seseorang individu memperlihatkan perilaku karena kebiasaan tapi refleksi yang sadar atau tanpa perencanaan.

· Tindakan afektif: tidakan yang didominasi oleh perasaan atau refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar.

Kelas social adalah semua mereka yang memliki kesempatan hidup yang sama dalam bidang ekonomi, hal ini terjadi bila:

· Sejumlah orang memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber kesepakatan hidup mereka sejauh

· Komponen ini secara eksklusif tercermin dalam kepentingan ekonomi, berapa pemilikan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan

· Hal ini terlihat dalam kondisi-kondisi komuditie atau pasar tenaga kerja.

Perbedaan :

1. Kekuasaan adalah kemampuan unuk melakukan kemauan seseorang walaupun mendapat perlawanan.

2. Otoritas adalah hak untuk mempengaruhi karena didukung oleh peraturan dan norma yang mendasari keteraturan social yang terdiri atas tiga tipologi tindakan social:

· Otoritas tradisional : berdasarkan pada suatu kepercayaan yang mapan terhadap kesucian tradisi jaman dulu. Hal ini terdiri dari:

Ø Gerantokrasi: pengawasan berada ditangan orang tua dalam suatu kelompok.

Ø Patriarkalisme : pengawasan berada dalam satuan kekerabatan dan dipegang seorang individu yang mewakili otoritas warisan.

Ø Patrimonialisme: pengawasan berada dalam satu tangan administrasi.

· Otoritas karismatik: didasarkan pada mutu luar biasa yang dimiliki pimpinan sebagai seorang pribadi.

· Otoritas legal rasional: didasarkan kepada komitmen terhadap seperangkat peraturan yang diundangkan secara resmi dan diatur secara impersonal. Otoritas legal rasional ini melahirkan organisasi birokrasi yakni aturan-aturan umum yang ditetapkan secara terus menerus dan secara rutin terhadap hal yang kusus. Cirri-cirinya:

Ø Efisiensi berarti organisasi ini memiliki cara yang sistematis menhubungkan kepentingan individu dan tenaga pendorong.

Ø Adanya pemisahan yang tegas dan sistematis antara apa yang sifatnya pribadi dengan apa yang birokrasi.

Karl Marx

Ia berpendapat bahwa agama tidak memberi penguruh terhadap perilaku manusia melainkan keadaan social ekonomi dan politik mempenagruhi perilaku seseorang.

Analisisnya tentang:

1. Dialektika ; suatu pandangan mengenai pertentangan antara tesisi dan anti tesisi titik temunya akan membentuk tesis baru yang bertentangan begitu seterusnya atau pertentangan antara dus kelas yakni kelas yang memiliki dan menguasai alat produksi dan kelas yang tidak memiliki dan menguasai alat produksi, hal ini akan berjalan terus kalau belum terbentuk masyarakat utopia (masyarakat sosialis atau komunis).

2. Materialisme histories: usaha untuk memenuhi kebutuhan kaum proletariat dengan jalan melakukan refolusi sosialis.

3. Alienasi: bahwa kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya tergantung pada kegiatan produktif, dimana orang terlibat dalam mengubah lingkungan fisiknya tetapi sebagai konsekwensinya bahwa manusia harus menyesuaikan diri dengan produksinya itu yang membatasinya sebagai manusia walaupun manusialah yang menciptakan.

4. Peruabhan masyarakat melalui Revolusioner mulai dari:

Ø Tradisional/property: hunting and fissing

Ø Feodal : tanah sudah mengenal sewa

Ø Kapitalis : kapital majikan yang menguasai alat-alat produksi dengan buruh di lain pihak.

Ø Sosialis : yang mempunyai hak milik adalah negara (state). Suatu masa transisi menuju komunis. Pada tahap ini masih ada negara yang mengatur, maka muncul birokrasi rakyat atau dictator ploretariat setelah negara dilebur, maka munculah komunis.

Ø Komunis : cita-cita tidak mempunyai kuasa dan yang dikuasai. Masyarakat komunis melihat ini sebagai suatu ideology yang harus dilaksanakan. Komunis yang melahirkan masyarakat: tanpa kelas, tanpa milik, tanpa kekuasaan dan tanpa perbedaan Sedangkan di Indonesia melihat sebagai alat analisa yang dipakai untuk menganalisis persoalan.

Emile Dukheim

Gejala social itu riil dan mempengaruhi kesadaran individu serta perilakunya. Fakta social memiliki sifat :

1. Eksternal terhadap individu : berada diluar individu.

2. Memaksa terhadap individu: individu dipaksa oleh berbagai cara tertentu dalam lingkungan social tertentu.

3. Umum : merupakan milik bersma.

Solidaritas Sosial : muncul karena tidak adanya keteraturan, maka perhatian perhatian terhadap moralitas umum.

Solidaritas

Solidaritas mekanik :

Ø Pembagian kerja rendah.

Ø Kesadaran kolektifitasnya kuat.

Ø Hokum represif.

Ø Individualitas rendah.

Ø Adanya keterlibatan komunitas dalam menghukum orang

Ø Saliong ketergantungan rendah

Ø Konsensus terhadap pola-pola normative adalah penting.

Hambatan:

Ø Adanya perpecahan kelompok-kelompok kecil yang secara fungsional bersifat otonom.

Ø Beberapa jenis penyimpangan yang merupakan kesadaran kuat. Contongnya; gotong royong: hambatannya ada warga yang berhalangan menggantikannya dengan tenaga kerja orang lain atau dengan uang.

Solidaritas Organik:

Ø Pembagian kerja tinggi

Ø Solidaritas kolektif lemah

Ø Hukum restitutif: hokum untuk pembinaan sesudah terjadi.

Ø Individualitas tinggi

Ø Untuk menghukum orang yang menyimpang adalah badan pengawas social (hakim)

Ø Saling ketergantunganh tinggi.

Ø Konsensus ada pada nilai abstrak dan umum yang dianggap penting.

Hambatan:

Ø Karena saling ketergantungan tingi, makasolidaritas dirussk oleh koordinasi yang tidak memadai.

Ø Perkembangan heterogenitas dan individualitas yang semakin besar yang berhubungan dengan kerja yang tinggi dengan heterogenitas yang tinggi, ikatan yang mempersatukan masyarakat menjadi kendor.

Integrasi Sosial: dihubungkan dengan angka bunuh diri (suicide). Bunuh diri anomic yakni apabila solidaritas organic menurun dan tingkat anomi dalam masyarakat naik, maka angka bunuh diri cenderung naik.

Bunuh diri diberdaskan menjadi:

1. Bunuh diri egoistic: hasil tekanan yang berlebih-lebihan pada individu, kurangnya ikatan social yang cukup dengan kelompok sosialnya.

2. Bunuh diri anomalik: tidak adanya pengaturan bagi tujuan-tujuan dan aspirasi individu.

3. Bunuh diri altruistic: menekan individu ke titik dimana individu dipandang tidak pantas dalam kedudukannya sendiri, sebaliknya individu diharapkan tunduk sepenuhnya terhadap kelompok. Contohnya saat perang dunia kedua pilot Jepang turut bunuh diri karena kalah. Seorang raja yang meninggal, maka istri dan pembantunya turut bunuh diri.

H. Gans

Melihat system social Amerika memikili 15 fungsi kemiskinan yang dikelompokan dalam empat criteria:

I. Fungsi Ekonomi:

1. Menyediakan tenaga untuk pekerja kotor dalam masyarakat.

2. Kemiskinan menimbulkan dana –dana social.

3. Membuka lapangan kerja baru.

4. Pemanfaatan barang bekas yang tidak dimanfaatkan.

II. Fungsi Sosial:

5. Kemiskinan memuat norma-norma social yang utama dalam masyatakat.

6. Menimbulkan altruisme (berjiwa social) terhadap orang-orang miskin yang sangat membutuhkan santunan.

7. Orang kaya dapat merasakan hidup dan kemiskinan orang miskin tanpa perlu mengalaminya sendiri cukup dengan membayangkan kehidupan orang orang miskin.

8. Orang miskin miskin menyediakan ukuran kemajuan bagi kelas yang lain.

9. Membantu kelompok lain yang sedang berusaha meningkatkan posisi social.

10. Menyediakan alas an munculnya kelompok orang kaya yang membantu orang miskin melalui badan-badan amal.

III.Fungsi Kultur:

11. Kemiskinan menyediakan tenaga fisik yang diperlukan untuk pembangunan sebagai karya budaya manusia.

12. Kultur orang miskin sering diterima pula oleh strata social yang diatasnya.

IV. Fungsi Politik:

13. Orang miskin dapat digunakan sebagai kelompok “gelisah” yang dapat menjadi musuh bagi kelompok politik tertentu.

14. Kemiskinan dapat menjadi isu politik yang penting da menjadi perhatian utama para politisi.

15. Kemiskinan menyumbangkan stabilitas system politik amerika.

Teori Struktural Fungsional:

Memandang masyarakat sebagai suatu system yang teridiri dari bagian-bagian yang saling menyatu dalam keadaan equilibrium. Perubagan satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Asumsinya suatu bagian fungsional terhadap yang lain. Jika elemen yang tidak fengsional, maka akan hilang dengan sendirinya. Disfungsi kalau terjadi konflik, maka konflik itu akan direduksi oleh seluruh system sehingga kembali keseimbangan.

Teori Konflik

Ø Melihat masyarakat senantiasa berubah yang ditandai dengan oleh pertentangan terus menerus dalam struktur.

Ø Setiap elemen menyumbangkan terjadinya disintegrasi system.

Ø Keteraturan disebabkan karena adanya tekanan atau paksaan dari yang lebih berkuasa

Teori Struktural Fungsional

Ø Melihat masyarakat dalam kondisi yang statis dan equilibrium.

Ø Setiap elen menymbang terciptanya stabilitas system.

Ø Melihat masyarakat terikat secara informal oleh norma-norma dan nilai-nilai.

Jadi teori structural fungsional : menekankan pada keteraturan dan consensus serta mengabaikan konflik dan perubahan.

Konsensus: kemampuan suatu bagian untuk mengkaitkan diri dengan orang lain sebagai suatu keseluruhan atau kesepakatan bersama antara bagian-bagian. Ciri-cirinya:

Ø Norma dan nilai merupakan elemen dasar dalam kehidupan masyarakat.

Ø Konsekwensi kehidupan social adalah komitmen.

Ø Masyarakat dipandang selalu dalam keadaan kompak.

Ø Kehidupan social tergantung dari pada solidaritas.

Ø Kehidupan social didasarkan pada kerja sama dan saling membutuhkan.

Ø Sistem social tergantung dalam suatu consensus.

Ø Masyarakat mengakui otoritas yang sah.

Ø System social bersifat integrative atau menyatu.

Ø Sistem social cenderung bertahan.

Ini semua akan muncul komitmen;

Komitmen artiya orang yang masuk dalam suatu system social “diapksa” mengakui system tersebut jika tidak dia akan mengalami kesulitan dalam system social tersebut.

Teori Konflik

Untuk mengidentifikasi teori konflik adalah adanya kekuasaan dan wewenang.

Kekuasaan dan wewenang senantiasa menempatkan individu pada posisi atas dan posisi bawah dalam setiap struktur. Karena wewenang itu sah, maka setiap individu yang tidak tunduk akan dikenai sanksi

Jadi teori konflik selalu melihat masyarakat sebagai persekutuan yang terkoordinir secara paksa

Implikasi adanya perbedaan kekuasaan melahirkan tiga golongan :

Ø Golongan satu yakni golongan yang berkuasa berusaha mempertahankan status quo, sedangkan golongan yang dikuasai berusaha mengadakan perubahan.

Ø Kekuasaan yang sah selalu berada dalam keadaan teranam dari golongan yang anti status quo

Ø Setiap individu tergabung dalam satu golongan yang bersikap dan bertindak sesuai dengan cara yang berlaku dan diharapkan oleh golongannya.

Fungsi konfik :

Ø Sebagai alat pemelihara solidaritas.

Ø Menciptakan ikatan alienasi kelompok lain.

Ø Mengaktifkan peranan individu.

Ø Fungsi komunikasi

Golongan yang terlibat dalam konflik:

1. Kelompok semu (quasi group) : kumpulan dari orang yang memegang kekuasaan dengan kepentingan yang sama yang muncul dari kelompok semu yang lebih luas.

2. Kelompok kepentingan (interest group) mempunyai struktur, organisasi, program, tujuan dan anggota yang jelas.

3. Kelompok penekan (persure group) kelompok yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan.

Persamaan teori structural fungsional dan teori konflik:

Ø Kedua teori itu termasuk dalam teori paradigma faktas social.

Ø Kedua teori melihat masyarakat sebagai satu system yang bagian-bagiannya saling terkait dengan yang lain.

Ø Kedua-duanya memusatkan perhatian pada antara hubungan dari bagian-bagian system.

Ø Kedua teori mengakui adanya konflik dan integrasi.

W. Rostow

Menguraikan adanya lima tahap pertumbuhan ekonomi setiap negara :

1. Tahap tradisional:

Ø Mata penceharian dibidang agarris.

Ø Masyarakatnya masih bersifat komunal.

Ø Tekonlogi masih sederhana.

2. Tahap Persiapan lepas landas( take off):

Ø Teknlogi yang dipakai lebih canggih

Ø Fungsi agraris menurun

Ø Fungsi industri meningkat dan mulai mengambil alih dibidang pertanian.

3. Tahap lepas landas (take off):

Ø Teknologi tinggi

Ø Industrialisasi mulai menonjol

Ø Ekonomi tinggi

Ø Pendapatan tinggi

Ø Individualitas.

4. Tahap menuju kematangan/pendewasaan (muturity):

Ø Mulai muncul poat industrial dimana industrial mulai bergeser ke informasi bisnis.

5. Tahap konsumsi masa tinggi (high mass consumtion) :

Ø Memperhatian konsumsi dan kesejahteraan dan bukan lagi pada masalah produksi

Proses pertumbuhan kelembagaan:

Cara/usage:

suatu bentuk perbuatan, norma yang mempunyai kekuatan yang sangat lemah disbanding kebiasaan.

Kebiasaan/ folkways :

suatu kebiasaan yang mewujutkan perbuatan berualang-ulang dalam benmtuk yang sama.

Tata kelakuan/mores:

suatu alat pengawas agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatan dengan tata kelakuan.

Adat istiadat/custom:

merupakan pengikat bagi tiap anggota masyarakat untuk mengikuti apa yang menjadi kehendak masyarakat apabila melanggar akan diberikan sanksi.

Hukum/law:

aturan yang lebih jelas dean tegas bahkan tertulis mengenai isi pelanggaran dan sanksinya.

Pendapat para sosiolog tentang agama:

Auguste Comte:

Agama sebagai tahap evolusi berarti agama pernah dipandang penting namun menjadi usang kaitannya dengan perkembangan modern.

Emile Durkheim:

Agama sebagai pemersatu dalam masyarakat primitif, bukan membantu orang berkontak dengan tuhannya tetapi dengan sesamanya. Ritual religius membantu orang untuk menyumbangkan rasa paguyuban.

Karl Marx:

Agama sebagai kesadaran palsu, agama merupakan candu masyarakat, karena hanya menawarkan cita-cita yang tak terjangaku.

Max Weber:

Agama menentukan arah perkembangan ekonomi, bukan ekonomi yang menentukan agama (kajiannya tentang sekte calvinisme-protestan).

Lembaga Primer terdiri dari:

Lembaga agama

Lembaga ekonomi

Lembaga keluarga

Lembaga politik

Lembaga pendidikan

Hubungan antar variable:

Pada masyarakat yang masih sederhana pembagian tugas tidak jelas, yang diperoleh dari hutan adalah milik bersama dilihat dari ekonomi, sedangkan dari agama mereka melakukan upacara ritual bukan mau berkomunikasi dengan tuhan melainkan agar mereka saling bertemu, lembaga keluarga yang menentukan dimana anak harus tunduk pada orang tua bila tidak, maka anak tersebut tidak akan memperoleh warisan, lembaga politik yaitu karena perkembangan masyarakat semakin kompleks, maka dibentuk lembaga kemasyarakatan secara formal. Sedangkan lemabag pendidikan ini dijalankan oleh lembaga keluarga dimana anak dilahirkan, dibesarkan dan diajarkan oleh keluarga.

Fungsi keluarga:

Ø Fungsi seksual: kelaurga meruapakn lembaga pokok yang mengatur wahana masyarakat untuk mengorganisasikan kepuasan seksual.

Ø Fungsi reproduksi: gunanya untuk memproduksi anak.

Ø Fungsi sosialisasi: mensosialisasikan nilai-nilai kepada anak menuju alam kedewasaan sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam masyarakat.

Ø Fungsi afektisi (kasih saying): salah satu kebutuhan manusia yakni akan rasa disayangi atau rasa dicintai.

Ø Fungsi penentu status : dalam memasuki suatu keluarga seseorang mewarisi suatu rangakaian status. Dia diserahi status dalam keluarga berdasarkan umur, jenis kelamin, urutan kelahiran, jiga diberikan status social seperti seorang anak yang dilahirkan dari keluarga bangsawan, maka status sosialnya akan tinggi.

Ø Fungsi perlindungan: keluarga memberi perlindungan fisik, ekonomi, psikologi bagi anggota bila serangan terhadap anggota itu berarti serangan terhadap keluarga.

Ø Fingsi ekonomi: keluarga merupakan unit ekonomi dasar dalam berbagai masyarakat sebagai tim dalam menghasilkan seseuatu. Anak harus patuh pada orang tua kalau tidak dia tidak akan mendapat warisan, anak dicarikan jodoh, dibuatkan rumah, dilatih berkeluarga setelah mampu baru dilepas.

Fungsi Lembaga Sosial:

Ø Fungsi manifes: fungsi yang oleh banyak orang dipandang dan diharapkan akan dipenuhi oleh lembaga itu sendiri (keluarga harus mempunyai anak)

Ø Fungsi laten: fungsi yang tidak dikehendaki dan tidak dapat diramalkan (lembaga ekonomi tidak hanya memproduksi dan mendistribusi kebutuhan tetapi kadang meningkatkan pengangguran dan perbedaan kekeyaan).

Faktor yang menyebabkan orang melakukan mobilitas non permanen/sirkuler :

1. Faktor sentripugal dan sentripetal:

Ø Sentripugal: kekuatan yang terdapat disuatu wilayah yang mendorong penduduk untuk meninggalkan daerahnya, hal ini kaena kurangny kesempatan kerja dibidang pertanian dan non pertanian, dan terbatasnya fasilitas pendidikan.

Ø Sentripetal: kekuatan yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal di daerah, hal ini karena jalinan persaudaraa sangat erat, isstem gotong royongnya sangat erat, penduduksangat terikat dengan tanh pertanian, penduduk sangat terikat pada daerah dimana mereka dilahirkan

2. Perbaikan prasarana transportasi yang menghubungkan desa dengan kota, serta biaya transportasinya murah.

3. Kesempatan kerja disektoe formal dan non formal, tekanan penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dsn tidsk cukup tersedianya lapangan kerja diluar sektro pertanian yang menyebabkan masyarakat mencari kerja di kota, tetapi karena pendapatan kecil sedangkan biaya hidup tinggi, maka mereka tetap tinggal di desa.

Teori Maltus:

Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur (2, 4, 8, 16 dst) sedangkan pertambaha bahan makanan manurut deret hitung ( 1,2,3 dst).

Kritik terhadap teorinya:

Ø Tidak memperhitungkan sarana transportasi dari daerah yang surplus ke daerah yang minus.

Ø Tidak memperhitungkan kemajuan dibidang teknologi dimana produksi pertanian akan meningkat dengan cepat.

Ø Tidak memperhitungkan usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sedang menikah.

Ø Fertilitas menurun apabila tingkat ekonomi dan standar hidup meningkat.

Cara mengurangi jumlah penduduk:

Ø Kemelaratan:segala keadaan yang menyebabkan kematian (penyakit dan epidemis, bencana alam, kelaparan, peperangan).

Ø Kejahatan:segala jenis pencabutan jiwa sesama manusia (membunuh anak-anak tertentu, membunuh orang cacat dan orang-orang tua).

Ø Pengekangan diri: segala usaha untuk mengekang nafsu seksual.

Perbedaan teori structural fungsional dan teori konflik:

Persepsi tentang

Teori Fungsional

Teori Konflik

Masyarakat

Kelas social

Perbedaan social

Perubagan social

Tata tertib social

Nilai

Lembaga social

Hukum dan Pemerinathan

Ø Suatu system yang stabil dari kelompok yang bekerja sama.

Ø Suatu tingkat status dari orang-orang yang memiliki pendapatan dan memiliki gaya hidup yang serupa.

Ø Perbedaan kontribusi dari kelompok yang berbeda

Ø Timbul dari perubahan kebutuhan fungsional.

Ø Hasil usaha tidak sadar dari orang-orang yang mengorganisasikan kegiatan secara produktif.

Ø Konsensus atas nilai yang mempersatukan masyarakat.

Ø Menanampakan nilai-nilai umum dan kesetiaan yang mempersatukan masyarakat.

Ø Menjalankan peraturan yang mencerminkan consensus nilai-nilai masyarakat.

Kesimpulan:

Ø Masyarakat senantiasa berada dalam keadaan berubah secara berangsur, menekankan pada unsure keseimbangan.

Ø Melihat setiap peristiwa dan setiap struktur fungsional bagi system social itu.

Ø Suatu system tidak stabil dari kelompok dan kelas yang saling bertentangan.

Ø Sekelompok orang yang memiliki kepentingan ekonomi dan kebutuhan kekuasaan yang serupa.

Ø Dapat dihindarkan dengan penyususnan kembali masyarakat secara sosialis.

Ø Dipaksakan oleh suatu kelas terhadap kelas yang lain untuk kepentingan kelas pemaksa.

Ø Dihasilkan dan dipertahankan oleh pemaksa yang terorganisasi oleh kelas yang dominan.

Ø Kepentingan yang bertentangan akan memacah belah masyarakat.

Ø Menanamkan nilai-nilai dan kesetiaan yang melindungi golongan yang mendapat hak-hak istimewa.

Ø Menjalankan peraturan yang dipaksakan oleh kelas dominan untuk melindungi hak istimewa.

Kesimpulan:

Positif:

Ø Terlalu mengabaikan keteraturan dan stabilitas yang ada dalam masyarakat.

Ø Masyarakat dipandang selalu dalam kondisi konflik

Negatif:

Ø Mengabaikan norma dan nilai yang berlaku umum dan menjamin terciptanya keseimbangan dalam masyarakat.

Ø Masyarakat dipandang tidak pernah aman dari pertikaian dan pertentangan.

Kebutuhan Manusia:

Ø Fisiologis /jasmani/primer: kebutuhan untuk mempertahankan diri (makanan, rumah, pakaian, seks)

Ø Social : pergaulan, cinta kasih, rasa diterima.

Ø Egoiatik: penghargaan, kekuasaan, kebebasan dan prestasi.

Ø Harga diri/ self – esteem.

Ø Perwujudan diri / self actualization

Abarahan maslow:

Urutan kebutuhan manusia

Ø Kebutuhan dasar /fisiologis

Ø Keamanan dan keterjaminan

Ø Cinta

Ø Penghargaan (esteem)

Ø Perwujudan diri (self ectualization)

MC. Gregor

Teori X

Ø Rata-rata manusia tidak menyukai kerja dan akan menghindari jika mungkin.

Ø Karena itu manusia/ orang harus dipaksakan, dikendalikan, diarahkan dan diancam dengan hukuman untuk membuat mereka berusaha.

Ø Manusia lebih senang dipimpin, ingin menghindar dari tanggung jawab, ambisi relatif kecil dan menginginkan keamanan diatas segalanya.

Teori Y

Ø Bekerja, bermain dan beristirahat menuntut pengerahan trnaga fisik dan mental, maka perlu mendapat porsi yang penting.

Ø Orang akan melakukan pengarahan diri dan pengendalian diri dalam tugas untuk mencapai sasaran mereka.

Ø Kaikatan pada sasaran adalah suatu fungsi dari gejala yang dihubungkan dengan prestasi.

Ø Rata-rata manusia bekerja dalam konsisi yang tepat, tidak hanya untuk menerima tetapi juga mencari tanggung jawab.

Ø Kemampuan untuk menggunakan tingkat imajinasi, keserdikan dan kreativitas yang relatif tinggi dalam pemecahan masalah organisasi.

Ø Dalam kondisi kehidupan modern potensi-potensi intelektual dari rata-rata umat manusia hanya sebagian yang digunakan.

Mochtar Lubis

Cirri-ciri manusia Indonesia

Ø Hipokritis alias munafik: berupura-pura, lain dimuka lain dibelakang (1.seks: didepan umum mengancam, tapi tetap membuka tempat mandi uap dan pijat, tempat prostitusi, menjamin keamanan prostitusi. 2. korupsi, komersialisasi jabatan. 3 sikap ABS)

Ø Segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, putusannya, kelakuannya, pikirannya “bukan saya” kalimat popular.

Ø Jiwa feudal, dapat diketemukan dalam upacara kenegaraan, dalam hubungan organisasi kepegawaian tercermin istri pejabat harus selalu jadi ketua, seorang bawahan tidak boleh menelepon atasan.

Ø Masih percaya takhayul, alam masih mempunyai kekuatan gaib, maka manusia harus mengatur hubungan khusus dengannya, membawa sesajian.

Ø Artistic, sikap yang memasang roh, sukma, jiwa dan kekuasaan pada segala benda alam disekelilingnya, maka manusia dekat dengan alam, hidup lebih banyak dengan naluri, perasaan.

Ø Punya watak lemah, karakter kurang kuat dalam mempertahankan atau memperjuangkan keyakinannya, maka terjadilah pelacuran intelektual.

Ø Cirri-ciri lain:

v Tidak hemat: pandai mengeluarkan lebih dulu penghasilan belum diterima, cenderung boros, senang berpakian bagus, mamakai perhiasan, berpesta-pesta, rumah mewah, mobil mewah barang buatan luar negeri.

v Kurang sabar: tukang menggerutu dan tidak berani secara terbuka.

v Cepat cemburu dan dengki terhadap orang lain, kurang senang melihar orang lain maju, lebih kaya, lebih berpangkat, lebih berkuasa, lebih pintas, lebih terkenal akibatnya memberi laporan untuk m,enjatuhkan orang yang mereka tidak sukai.

v Manusia sok, kalau berkuasa mudah mabuk kuasa, kalau kaya lalu mabuk harta, jadi rakus.

v Tukang tiru, sangat terpengaruh oleh apa yang datang dari luar.

v Memiliki sifat-sifat yang buruk: bias kejam, bias meledak, bias mengamuk, membunuh, membakar, kianat, menindas, memeras, menipu, mencuri, korupsi, dengki, hipokrit.

v Cenderung malas.

Tidak ada komentar: