Selasa, 27 Mei 2008

Max Weber


* Max Weber lahir di Erfurt, Jerman 21 April 1864, dan meninggal 14 Juni 1920. Ayahnya birokrat dan menempati posisi yang sangat strategis dalam pemerintahan, mementingkan kekuasaan. Ibunya seorang penganut aliran Calvinist yang taat, utamakan pengabdian. Dua pribadi yang kontras tsb berpengaruh terhadap pribadi Weber.

* Weber dapat doktor dari University of Berlin, jadi ahli hukum dan dosen di universitas tersebut. Weber juga pada masalah ekonomi, sejarah dan sosiologi.

* Weber menjadi salah satu pendiri German Sociological Society (1910), rumahnya jadi tempat diskusi dgn Georg Simmel, Robert Michels dan Georg Lucas.

* Masalah-masalah penting yang dibahas Weber: tindakan sosial, wewenang, birokrasi, agama dan perkembangan kapitalisme.

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan mengadakan pemahaman interpretative terhadap perilaku social mendapatkan penjelasan mengenai sebab-sebab, perkembangan maupun pengaruhnya.

Perilaku manusia sebagai perilaku social harus mempunyai tujuan tertentu, yang terwujud dengan jelas. Artinya, perilaku itu harus mempunyai arti bagi pihak-pihak yang terlibat, yang kemudian berorientasi terhadap perilaku yang sama pihak lain. Tipe perilaku iseal cara memberikankan tekanan sepihak serta intensifikasi terhadap atau beberapa aspek suatu peristiwa yangv mencerminkan struktur mental yang seragam. Tipe hubungan social terdiri atas:

1. Tipe perjuangan suatu bentuk hubungan social yang menyangkut individu sedemikian rupa sehingga salah satu pihak memaksakan keehendaknya terhadap perlawanan pihak lain.

2. Tipe komunikasi meruapkan hubungan social yang didasarkan pada perasaan subyektif, baik yang bersifat emosional atau tradisional atau kedua-duanya.

3. Tipe agregasi merupakan hubungan social yang didasarkan pada keserasian motivasi rasional atau keseimbangan berbagai kepentingan.

4. Kelompok korporasi merupakan suatu bentuk hubungan social yang berkaitan dengan wewenang yang dilaksanakan pada kegiatan seorang pemimpin dan suatu staf administrasi.

Pemahaman atau vestehen, suatu peilaku yang meungkin mempunyai arti tertentu, terlepas dari apakah seseoarng atau beberapa orang terlibat dengannya, serta memberikan arti tertentu pada perilaku tersebut. Walaupun proses pemahaman bersifat subyektif, naumn seseorang yang terlibat di dalamnya dapat memberikan derajat obyektivitas tertentu yang diperlukan. Ada dua cara untuk mendapatkan pemahaman :

1. Suatu tipe perilaku dapat dipahami artinya secara intelektual, apabila perilaku itu rasional.

2. suatu pemahaman diperoleh dengan mempergu8nakan perasaan bila perilaku itu bersifat irasional.

Batasan negara didasarkan pada wewenang, birokrasi, yurisdiksi atas wilayah tertentu dan monopoli penggunaan kekuatan secara sah.

Kekuasaan merupakana kehendak terhadap pihak lain walaupun hal itu bertentangan dengan kehendaknya. Ia lebih suka menggunakan kata Dominasi diperoleh dengan cara mempengaruhi pihak-pihak lain melalui artikulasi eksplisit kehendak pemegang dominasi dan dengan memaksa agar perintahnya ditaati.

Hubungan penguasa dengan pengikut tergantung pada kepercayaan kedua belah pihak terhadap sahnya wewenang ynag melaksanakan dominasi tersebut.

Wewenang dapat dibedakan atas :

1. Wewenang karismatis yang didasarkan pada magnetisme pribadi pemimpin dan timbul sebagai tanggapan terhadap suatu krisis.

2. Wewenang tradisional yang didasarkan pada kepemimpinan atas dasar kewarisan dan tradisi.

3. Wewenang legal yang didasarkan pada aturan-aturan formal dan patokan keadilan obyektif.

Wewenang karismatik menjadi wewenang tradisional atau legal bila berproses secara berkesinambungan. Namun apabila timbul krisis dalam masyarakat yang bersangkutan, wewenang karismatis akan timbul lagi.

Motivasi diartikan sebagai perangkat arti yang ada bagi individu yang terlibat atau pengamat telah merupakan alas an atau dasar yang cukup bagi perilakunya.

Konsep Perrilaku Sosial

Tidak setiap tipe hubungan antar manusia mempunyai cirri social, namun hanya apabila perilaku indvidu tersebut secara berarti beroarientasi pada perilaku pihak-pihak lain. Misaknya terjadi tabrakan kendaraan dijalan, itu merupakan musibah/peristiwa sendiri. Di lain pihak setiap usaha untuk menghindari tabrakan itui atau akibatnya (pertengkatan), merupakan bentuk perilaku social . Demikianpun dengan meniru perilaku orang lain, itu bukan perilaku social. Ada beberapa bentuk perilaku social:

1. Perilaku rasional dan berorientasi terhadap suatu tujuan. Klasifikasi ini didasarkan pada harapan bahwa obyek-obyek dalam situasi eksternal atau pribadi-pribadi lain akan berperilaku tertentu, dan dengan mempergunakan harapan-harapan seperti kondisi atau sarana demi tercapainya tujuan-tujuan yang telah dipilih secara rasional oleh pribadi-pribadi itu. Tindakan social yang dituntut kalkulasi perhitunga-perhitungan rasional melalui cara-cara tertentu untuk mencapau tujuan. Misalanya perang itu alat untuk mencapai tujuan. Tujuan selalu berdasarkan nilai, karena itu tujuan berisi /knadingan nilai.

2. Perilaku rasional nilai, sebuah tindakan rasional yang dituntun oleh nilai. Bilai itu berdasarkan pada kultura kepercayaan/keyakinan (belief) kalkulasi kalkulasi nilai absolut. Misalnya motiv rasional orang beragama Islam (naik haji) untuk mendapat pahala nanti, walaupun sekarang untuk membiayai pemberangkatan harus dengan suah payah dengan bekerja keras. Pahala itu bias diperoleh dengan cara-cara tertentu misalnya jihat perang suci demi agama walaupun memubuh orang, orang tersebut berpikir nanti bias masuk surga.

3. Tindakan tradisional. Tradisional adalah tindakan yang berdasarkan apa yang sudah berlaku sebagai suatu kebiasaan tanpa ada kesadaran untuk memperbaiki/mempertanyakan atau tidak mau berkalkulasi. Dan mengikuti apa yang sudah ada, karena tindakan itu sudah menguntungkan yang bersangkutan. Tindakan ini lebih bersifat konservatif. Struktur atau tradisonal itu baik atau buruk tidak dipertanyakan.

4. Tindakan afeksi atau emosional yang merupakan hasil konfigurasi khusus dari perasaan pribadi. Misalnya simpati, empatai, cinta

Ø Simpati adalah suatu perasaan yang menghargai/menjunjung tinggi sesuatu. Hal ini melahirkan organisasi-organisasi social. Misalnya saat bencana , muncul beberapa organisasi-organisasi tertentu yang menangani bantuan atau mengkoordinir setelah itu bubar.

Ø Empati, suatu imajinasi yang membayangkan dirinya pada posisi orang lain. Atau menempatkan dirinya pada posisi ornga lain. Misalnya membayangkan dirinya seorang presiden.

Ø Cinta, adalah suatu tindakan yang sulit untuk diukur atau menentukan tindakan rasional.

Pendekatan agama mempengaruhi perilaku seseorang, kerja adalah suatu panggilan, kerja tidak saja pemenuhan kebutuhan tetapi merupakan tugas yang suci yang menjamin dalam dirinya akan keselamatan. Semangat kapitalisme bermula dari pada cinta ketekunan, hemat, perhitungan, rasional dan sanggup menahan diri, sekses hidup yang dihasilkan dari kerja keras bias dianggap sebagai pembenaran bahwa sipemeluk adalah orang yang terpilih.

Ia membagi tipe tindakan sosial:

1. Rasionalitas :

· Rasionalitas instrumental, merupakan tindakan tingkat tinggi dalam menentukan tujuan dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya.

· Rasionalitas yang berorientasi nilai : alat-alat merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar sedangkan tujuan sudah ada dalam hubungan dengan nilai akir bagaimana individu mempertinbangkan alat untuk mencapau nilai-nilai itu

2. Non Rasional :

· Tindakan tradisional, seseorang individu memperlihatkan perilaku karena kebiasaan tapi refleksi yang sadar atau tanpa perencanaan.

· Tindakan afektif: tidakan yang didominasi oleh perasaan atau refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar.

Kelas social adalah semua mereka yang memliki kesempatan hidup yang sama dalam bidang ekonomi, hal ini terjadi bila:

· Sejumlah orang memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber kesepakatan hidup mereka sejauh

· Komponen ini secara eksklusif tercermin dalam kepentingan ekonomi, berapa pemilikan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan

· Hal ini terlihat dalam kondisi-kondisi komuditie atau pasar tenaga kerja.

Perbedaan :

1. Kekuasaan adalah kemampuan unuk melakukan kemauan seseorang walaupun mendapat perlawanan.

2. Otoritas adalah hak untuk mempengaruhi karena didukung oleh peraturan dan norma yang mendasari keteraturan social yang terdiri atas tiga tipologi tindakan social:

· Otoritas tradisional : berdasarkan pada suatu kepercayaan yang mapan terhadap kesucian tradisi jaman dulu. Hal ini terdiri dari:

Ø Gerantokrasi: pengawasan berada ditangan orang tua dalam suatu kelompok.

Ø Patriarkalisme : pengawasan berada dalam satuan kekerabatan dan dipegang seorang individu yang mewakili otoritas warisan.

Ø Patrimonialisme: pengawasan berada dalam satu tangan administrasi.

· Otoritas karismatik: didasarkan pada mutu luar biasa yang dimiliki pimpinan sebagai seorang pribadi.

· Otoritas legal rasional: didasarkan kepada komitmen terhadap seperangkat peraturan yang diundangkan secara resmi dan diatur secara impersonal. Otoritas legal rasional ini melahirkan organisasi birokrasi yakni aturan-aturan umum yang ditetapkan secara terus menerus dan secara rutin terhadap hal yang kusus. Cirri-cirinya:

Ø Efisiensi berarti organisasi ini memiliki cara yang sistematis menhubungkan kepentingan individu dan tenaga pendorong.

Ø Adanya pemisahan yang tegas dan sistematis antara apa yang sifatnya pribadi dengan apa yang birokrasi.

Tipe ideal

Tipe ideal: konsep dikonstruksi untuk memahami prinsip dasar fenomena sosial (birokrasi berbeda dengan organisasi keagamaan), dibangun dari realitas sejarah.

Individual ideal types: terkait dengan keadaan sejarah tertentu (misal: kapitalisme modern), dibingkai tempat dan waktu tertentu.

General ideal types: tidak terkait dengan sejarah apapun (misal: konflik dan kompetisi), bisa berlaku kapan saja dan di mana saja.

The essence of a complicated idea system: terkait dengan pemahaman teoritis tentang ide tertentu (misal: Calvinisme).

Ideal types of development: bukan pada struktur tetapi pada proses historis (misal: keberadaan dan perkembangan karisma).

Weber menekankan pada: middle-range historical realities (bukan pada keseluruhan masyarakat), melihat hubungan sebab-akibat.

Tipe ideal birokrasi

Birokrasi: pengorganisasian berdasarkan prinsip-prinsip rasional. Tersusun secara hirarkhis (ada atasan dan bawahan), dikelola atas dasar aturan yang bersifat impersonal, wajib patuh dan ada sangsi.

Setiap bagian (kantor) memiliki kompetensi khusus dan mengerjakan a set of obligations sesuai dengan fungsinya sendiri.

Pengelola atau staf organisasi diangkat atas dasar kemampuan atau kualifikasi tertentu, bukan berdasarkan kriteria ascriptive.

Pengelola atau staf tidak memiliki alat produksi, tetapi mereka boleh memanfaatkannya sesuai dengan jenis pekerjaannya.

Kegiatan administratif, keputusan organisasi dan aturan diformulasikan dan dicatat secara tertulis (terdokumentasi).

Seperti Marx, Weber yakin bahwa sistim organisasi modern bisa menciptakan alinasi, dehumanisasi dan eksploitasi. Keberadaan orang (di lapisan bawah) diabaikan.

Tidak ada komentar: